28.9 C
Mamuju
Thursday, May 22, 2025
spot_imgspot_img

Tambang Pasir Lariang, Berkontribuai Tingkatkan PAD dan Cegah Banjir

SULBARTERKINI.COM, Pasangkayu — Kehadiran Tambang Pasir di Sungai Lariang, Desa Lariang, Kecamatan Tikke Raya, Kabupaten Pasangkayu selama ini dinilai berdampak besar terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi Pasangkayu.

Hal itu diungkapkan oleh Kepala Bidang Perpajakan Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Pasangkayu, Anwir, Jumat (9/5/25).

Menurut Anwir tambang pasir di Lariang telah memberikan kontribusi besar terhadap PAD Pasangkayu di sektor galian C.

“Tentu tambang pasir di Lariang berkontribusi besar untuk PAD kita. Pada tahun 2024 penetapan pajak galian C penarikan nilai pajak hanya Rp. 6.000/kubik, berdasarkan harga patokan yang berlaku sejak tahun 2014. Sedangkan tahun 2025 dasar penarikan nilai pajak galian C menjadi Rp.9.000/kubik ditambah dengan opshen pajak galian C Rp. 2.250/kubik yang masuk ke Provinsi,” urainya.

Karena itu, kata Anwir, peluang PAD untuk sektor tambang pasir di Pasangkayu akan lebih meningkat lagi tahun ini.

“Bisa dibayangkan pajak galian C yang masuk ke daerah setiap kubik nilainya Rp. 9.000. Nika setiap bulannya ada 300.000 kubik maka daerah mendapatkan Rp. 2.700.000.000 pernulan, dan untuk setiap tahunnya bisa mendapatkan dengan angka Rp. 32.400.000.000,” jelas Anwir.

Selain itu, tambah Anwir, dampak positif dari kehadiran tanbang pasir ini lebih dominan karena aliran air sungai semakin lancar, dan meminimalisir terjadinya banjir di pemukiman masyarakat.

Salah satu tokoh masyarakat dan pegiat sosial Lariang Abdul Razak mengatakan tambang pasir yang ada di Lariang merupakan anugrah dan memberi manfaat besar bagi kesejahteraan masyarakat.

“Tambang pasir ini adalah anugrah dari Tuhan karena hampir tidak mengenal kepunahan. Semakin diolah semakin memberi manfaat pada masyarakat dan daerah,” katanya.

Menurut Razak, dengan adanya penyedotan pasir maka tidak adalagi sedimen yang menumpuk di tengah sungai.

“Dulu seingat saya 2 atau 3 tahun lalu pemukiman di sepanjang sungai Lariang menjadi langganan banjir setiap terjadi hujan di hulu, tapi alhamdulillah dengan adanya pengerukan oleh perusahaan tambang tidak pernah lagi air merembes ke pemukiman,” ungkapnya.

Selain itu, tambah Razak, kehadiran tambang pasir juga memberi dampak sosial dengan mengambil tanaga kerja dari masyarakat sekitar.

“Dulunya mereka cari kerja di Morowali, tapi sekarang sudah bisa bekerja di kampungnya sendiri. Mobil dumptruk yang dimiliki masyarakat dititip kerja di tambang untuk pemuatan pasir menuju ke kapal, bengkel-bengkel motor juga semakin hidup. Ini semua adalah efek domino dari adanya perusahaan tambang,” tutup Razak.

Sementara itu, Ketua Badan Pengurus Daerah (BPD) Himpunan Pengusaha Kahmi (HIPKA) Kabupaten Pasangkayu, H. Uksin Djamaluddin, turut memberikan analisisnya.

Dia membandingkan dampak lingkungan antara tambang pasir dan tambang lainnya seperti nikel dan batu pecah.

“Tambang batu dan nikel cenderung merusak gunung, menyebabkan gundul dan lubang besar, yang bisa menyebabkan banjir lumpur saat hujan deras. Sedangkan tambang pasir justru mengurangi risiko banjir dengan mengangkat sedimen dari sungai,” urai Uksin.

Staf Khusus Bupati Pasangkayu ini, juga mendorong agar keberhasilan PT Maju Bersama dapat menjadi contoh bagi perusahaan tambang lainnya, baik dari sisi kepatuhan terhadap pajak maupun tanggung jawab sosial terhadap masyarakat.

Selama ini, PT Maju Bersama, diketahui rutin membagikan sembako setiap bulan Ramadhan, bahkan sudah sempat membangun sekolah dasar sebagai bentuk tanggungjawab pelaksanaan CSRnya.

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

0FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Terbaru