Sulbarterkini.com,MAMUJU–Pj. Gubernur Sulbar Prof. Zudan Arif Fakrulloh, memberikan atensi serius terkait penanganan Anak Tidak Sekolah (ATS) yang terbilang masih cukup tinggi di Sulawesi Barat.
Olehnya itu, Zudan meminta kepada Disdikbud Sulbar sebagai penanggungjawab substansi penanganan ATS, berkolaborasi dengan OPD terkait untuk bekerja di level detail, demi melahirkan data ATS yang akurat.
“Jadi nanti Disdikbud dibantu masing-masing kepala OPD bersama OPD yang sama di Kabupaten, ditambah camat dan kepala desa, mengintervensi dan mencari anak tidak sekolah. Saya minta kita bekerja sampai ke level detail. Level detail itu kuncinya ada tiga, rencanakan kerjakan dan awasi. Jadi saya ingin betul-betul ATS ini selesai dengan metode itu,”tegas Prof Zudan Arif Fakrulloh dalam Rapat Evaluasi Penanganan ATS di Mamuju, Senin (26/6/2023).
Ia juga meminta keseriusan seluruh stakholder terkait untuk aktif melakukan analisis dan evaluasi yang dapat dilakukan setiap sekali sepekan, untuk mengukur progres percepatan penanganan ATS di Sulbar.
“tiap seminggu saya minta zoom sama teman- teman di kabupaten cari ATS itu, ketemu datanya, masukkan kembali ke sekolah atau dibuatkan program khusus, di intervensi dengan program berkegiatan,”tambah Zudan.
Dalam kesempatan itu, Zudan juga membeberkan tiga daerah merah yang menjadi prioritas pertama yang angka ATS nya tinggi, yakni Majene Mamuju dan Polman. Penanganan ATS kata Zudan, kemudian dapat di intervensi melalui APBD sesuai kemampuan daerah.
“Itu ada 10 kecamatan di tiga kabupaten yang masih merah, bisa kita bebankan di APBD, itu kita mengarah kesana, jadi kita intervensi lewat dana di APBD Provinsi Kabupaten/Kota sesuai dengan kewenangan dan kemampuan daerah, dan nanti dana pusat juga nantinya kita masukkan. Kemudian gerakan sosialisasi, pendekatan sosial keagamaan, itu jugaharus turun berbarengan,”kuncinya.(Adv)